Istiqomah adalah Anugerah Ilahiyyah dan Hadiah Rabbaniyyah

Didalam ayat-ayat yang sangat banyak dari Kitabullah Subhanahu wa Ta'ala, Allah Azza wa jalla sering kali menyandarkan kepada dirinya Hidayah (petunjuk) kepada jalanNya yang lurus. Bahwa setiap perkara semua ada ditanganNya Azza wa Jalla yang mana Allah memberi petunjuk kepada siapa yang di kehendakiNya dan menyesatkan siapa yang di kehendakiNya. Di tangan Allah lah hati-hati setiap hambaNya, siapa yang di kehendaki maka dia ditetapkan berada dijalanNya dan siapa yang di kehendaki maka dia di palingkan dari jalanNya.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَلَوۡ أَنَّا كَتَبۡنَا عَلَيۡهِمۡ أَنِ ٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ
أَوِ ٱخۡرُجُواْ مِن دِيَٰرِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٞ مِّنۡهُمۡۖ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ
فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۡ وَأَشَدَّ تَثۡبِيتٗا ٦٦ وَإِذٗا
لَّأٓتَيۡنَٰهُم مِّن لَّدُنَّآ أَجۡرًا عَظِيمٗا ٦٧ وَلَهَدَيۡنَٰهُمۡ صِرَٰطٗا مُّسۡتَقِيمٗا
٦٨} [النساء: 66-68]
" Dan Sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada
mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya
mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. dan
Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka,
tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan
(iman mereka). Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang
besar dari sisi Kami, Dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang
lurus". QS an-Nisaa; 66-68.
Maka Hidayah (petunjuk) kepada
jalanNya itu ada ditangan Allah Azza wa Jalla, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَٱعۡتَصَمُواْ بِهِۦ
فَسَيُدۡخِلُهُمۡ فِي رَحۡمَةٖ مِّنۡهُ وَفَضۡلٖ وَيَهۡدِيهِمۡ إِلَيۡهِ صِرَٰطٗا مُّسۡتَقِيمٗا ١٧٥} [النساء: 175]
"Adapun orang-orang yang
beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan
memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan
karunia-Nya. dan menunjuki mereka kepada jalan yang Lurus (untuk sampai)
kepada-Nya". QS
an-Nisaa: 175.
Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهۡدِي مَن
يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٢٥} [يونس: 25]
"Allah menyeru (manusia) ke
darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
Lurus (Islam) ". QS Yunus: 25.
Allah Ta'ala juga berfirman:
قال الله تعالى: {وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بَِٔايَٰتِنَا صُمّٞ وَبُكۡمٞ
فِي ٱلظُّلُمَٰتِۗ مَن يَشَإِ ٱللَّهُ يُضۡلِلۡهُ وَمَن يَشَأۡ يَجۡعَلۡهُ عَلَىٰ صِرَٰطٖ
مُّسۡتَقِيمٖ ٣٩} [الأنعام: 39]
"Dan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa
yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya, dan Barangsiapa
yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya
berada di atas jalan yang lurus". QS al-An'am: 39.
Allah Azza wa jalla juga berfirman:
قال الله تعالى: {.. وَٱللَّهُ يَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٤٦} النور: 46]
"Sesungguhnya Kami telah
menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. dan Allah memimpin siapa yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus ". QS an-Nuur: 46.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: { إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرٞ لِّلۡعَٰلَمِينَ ٢٧ لِمَن شَآءَ
مِنكُمۡ أَن يَسۡتَقِيمَ ٢٨ وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ
ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٩} [التكوير: 27- 29]
"Al Qur'aan itu tiada lain
hanyalah peringatan bagi semesta alam.
(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus..
dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam ". QS at-Takwir: 27-29.
Masih banyak ayat yang semakna dengan ini,
maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa Hidayah itu, semuanya ada di tangan
Allah Azza wa jalla yang Allah Ta'ala berikan kepada siapa yang dikehendaki
dari hambaNya.
Oleh karena ini hal tersebut
sebagai kaidah pertama tentang istiqomah. Dan pondasinya tidak lain adalah
menghadap kepada Allah Ta'ala dengan penuh kejujuran untuk bisa meraihnya
karena semuanya ada ditanganNya dan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah pemberi
petunjuk kepada jalanNya yang lurus.
Ummu Salamah semoga Allah meridhoinya pernah
berkata: "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
sallam, Wahai Rasulallah! Apakah hati itu bisa terbolak balik? Beliau menjawab:
"Iya, Tidak ada seorangpun dari anak cucu Adam kecuali hatinya itu berada diantara
jari-jemarinya Allah, jika Allah menghendaki maka di tetapkan pada (jalanNya),
jika Allah menghendaki maka di palingkan (dari jalanNya)". HR Ahmad no:
26576. at-Tirmidzi no: 3522 dan Beliau menghasankannya. Lihat ash-Shahihah
al-Albani no: 2091.
Istiqomah itu ada di tangan Allah, siapa yang
menginginkannya maka mintalah kepadaNya, dan bersungguh-sunguhlah di dalam
memintanya. Dan telah tsabit (tetap) di dalam Shahih Muslim dari
haditsnya Aisyah semoga Allah meridhoinya, bahwasannya dia pernah di tanya:
"Dengan suatu (bacaan) apakah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam itu
memulai sholat malamnya? Maka Aisyah menjawab: "Jika Beliau bangun pada
malam hari maka beliau memulai bacaan sholat malamnya dengan membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ
وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِى
لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.
"Ya Allah, Tuhan Jibrail, Mikail dan
Israfil, pencipta langit dan bumi. Wahai, Tuhan yang mengetahui perkara yang
ghaib dan perkara yang nampak. Engkau yang menghukumi di antara hamba-hambamu
atas apa yang mereka perselisihkan. Tunjukanlah aku kepada kebenaran apa yang
menjadi perselihan dengan seizinMu. Sesungguhnya Engkau Maha yang memberi
petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus".
Dengan do'a inilah Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam membacanya pada setiap malam ketika Beliau memulai sholat
malamnya: "Sesungguhnya Engkau Maha yang memberi petunjuk kepada siapa
yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus".
Manakala inilah yang di cari yaitu meminta
hidayah kepada Allah Azza wa jalla yang merupakan hal yang paling besar dan yang paling mulia untuk
selalu dicari maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mewajibkan kepada para hambaNya
agar mereka meminta hidayah serta petunjuk kepada jalanNya yang lurus, yang
mana hal tersebut rutin berulang-ulang dalam sehari semalam, semua itu ada di
dalam surat al-Fatihah, Allah berfirman:
قال الله تعالى: {ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ
عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧} [الفاتحة: 6،7]
"Tunjukilah Kami jalan yang
lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat". QS al-Fatihah: 6-7.
Sebagian ulama mengatakan: "Hendaknya
orang-orang awam memperhatikan do'a ini, ketika dia mengatakan: "Tunjukilah
Kami jalan yang lurus". Maka kamu sekarang sedang menyeru kepada Allah
Ta'ala dengan do'a yang Allah wajibkan atasmu sebanyak tujuh kali dalam sehari
semalam sebanyak bilangan raka'at dalam sholat wajib".
Oleh karena itu hendaknya seorang muslim
selalu menghadirkan dalam hatinya bahwa kalimat tersebut adalah suatu do'a.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah mengatakan: "Saya telah meneliti do'a
apa yang paling bermanfaat, maka saya temukan bahwa do'a tersebut adalah
meminta pertolongan diatas ridho Ilahi, kemudian saya melihat bahwa itu semua
ada di dalam surat al-Fatihah dalam sebuah ayat yang berbunyi:
قال الله تعالى: {إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥} [الفاتحة: 5]
"Hanya Engkaulah yang Kami
ibadahi, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan". QS al-Fatihah:5.[1]
Beliau melanjutkan:"Seorang hamba
diperintahkan untuk selalu membiasakan meminta kepada Allah Azza wa jalla jalan
hidayah kepada keistiqomahan".[2]
Maka pada intinya kamu selalu di tuntut mulai
dari dirimu sendiri agar senantiasa terbiasa dengan do'a yang agung ini,
berdo'a kepada Allah untuk mendapat hidayah agar selalu ditetapkan di dalam
istiqomah. Yang mana itu ada dalam surat
al-Fatihah.
Adalah Imam Hasan al-Basri jika membaca
firman Allah Ta'ala :
قال الله تعالى: { إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ
...} [الأحقاف: 13]
"Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap
istiqamah.." QS
al-Ahqaaf: 13.
Beliau lalu berdo'a: Ya Allah Engkaulah Rabb
kami, berilah kami rizki untuk selalu di atas keistiqomahan".[3]
[1] Madariju
Saalikin Ibnul Qoyim 1/78.
[2] Iqtidho'u
Shirothol Mustaqiim 1/83.
[3] Atsar di
riwayatkan oleh Imam ath-Thabari dalam tafsirnya 21/465.
Bersumber dari :
Sepuluh Kaidah Penting Tentang Istiqamah
Karya Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
Terjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah
Bersumber dari :
Sepuluh Kaidah Penting Tentang Istiqamah
Karya Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
Terjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah