Di “Forum Doha” Qatar Ustadz Zaitun Kritisi Peran PBB

Dihari kedua Forum Doha (Ahad,22/5) yang dihadiri lebih seratus negara,
yang terdiri dari beberapa kepala negara, mantan kepala negara, para menteri
dan mantan menteri dari puluhan negara dan sekitar 5 orang calon Sekjen PBB.
Ustadz Zaitun dalam sesi
pembahasan masalah Keamanan dan terorisme berkesempatan menjadi penanggap.
Menangapi pemakalah dari utusan
khusus PBB bagi proses perdamaian Timur Tengah Nikolay Mladenov (UN Spesial
Coordinator for the Middle East Peace Process), Pimpinan Umum Wahdah ini
mengatakan ; bahwa salah satu sebab berlarut-larutnya berbagai masalah keamanan
dan perang di Timur Tengah adalah kelemahan PBB dalam menangani masalah-masalah
tersebut. Bahkan terkesan PBB tunduk pada kepentingan negara-negara kuat
sekalipun mereka jelas jelas berlaku tidak adil terhadap negara atau bangsa
lainnya.
“Sebagai contoh adalah masalah
Palestina. Dimana telah mengalami penjajahan dan penindasan hampir 1 abad
tetapi PBB belum bisa mengembalikan keamanan di sana apalagi mengembalikan hak
hak bangsa Palestina yang terampas dan jutaan dari mereka yang terusir dari
tanah airnya,” tegas wakil ketua MIUMI dan ketua ikatan dai dan ulama Asean
itu.
Keadaan ini menyebabkan keputus asaan
dari banyak ummat Islam bukan saja di Palestina tetapi di berbagai kawasan
timur tengah dan menjadi salah satu sebab tindakan terorisme dikawasan
tersebut.
“Kita semua menolak dan mengecam
terorisme tapi kita juga harus mempertanyakan bagaimaana peran dan sikap yang
seharusnya dijalankan oleh PBB,” papar Pengurus MUI Pusat ini.
Pada sesi berikutnya, pembahasan
tentang problema ISIS dan Solusinya,Ustadz Zaitun beri tanggapan dari pemakalah
yang berasal dari Inggris
Mengapa Inggris dengan para
sekutunya tidak dapat menumpas ISIS padahal sudah lebih dari 2 tahun dengan
kekuatan dari puluhan negara.
“Sebuah Pertanyaan yang muncul
dimasyarakat adalah, Apakah ISIS itu lebih kuat dari Afganistan di zaman
Taliban atau Irak di zaman Saddam Husain? Dimana Amerika, Inggris dan sekutunya
dapat menghancurkan Afghanistan dengan rezim Talibannya dan menghancurkan Irak
dengan rezim Saddam nya hanya dalam beberapa minggu saja. Maka patut
dipertanyakan mengapa ISIS tidak dapat mereka lumpuhkan,” papar Ustadz
dihadapan Forum
Atau seperti dugaan banyak orang
bahwa keberadaan ISIS terus dipelihara untuk kepentingan dan agenda beberapa
negara besar, baik dibidang politik maupun dibidang industri persenjataan.
Selesai Ustadz Zaitun memberikan
tanggapan, mantan Menteri Luar Negeri RI Bapak Hasan Wirajuda dan Consuler RI
di Doha Bapak Boy Dharmawan mengucapkan selamat atas tanggapan yang diberikan.
Juga delegasi beberapa negara dan
beberapa media manyampaikan rasa salut atas tanggapan dan pertanyaan tersebut.
Diantaranya wartawan The Economist dari Inggris bernama Nicolas Pelham. Juga
wartawan dari Aljazeerah net yang lansung meminta wawancara tentang
masalah-masalah tersebut dan juga tentang tanggapan dan harapan terhadap Forum
Doha tersebut.
Forum Doha ini merupakan forum
yang ke 16 yang di gelar Qatar sejak tahun 2004. Konsep ini didasarkan pada
keyakinan Qatar bahwa banyak Isu dan masalah antar negara dapat diatasi dengan
dialog.
Komite ini dihadiri puluhan
negara Arab, regional dan internasional konferensi, rapat, konferensi, dan
forum-host, menangani topik-topik seperti politik dan perubahan demokratis;
atau ekonomi, komersial dan kerjasama ilmiah; dan juga dialog antaragama dan
antar peradaban dalam mendukung perdamaian dunia
Forum ini dibuka Sabtu malam
(21/6),dan dihadiri oleh Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al Thani, Presiden
Yaman Abduh Rabbuh Mansur Hadi dan beberapa kepala negara lainnya. Diantara
pembicara pada sesi pembukaan beberapa Kepala Negara: Presiden Afganistan Mohammad
Ashraf Ghani, Presiden Republik Mauritius Dr.Ameenah Gurib, Mogenst Lykkitoft
Presiden 70 Session of United Nations General Assembly dan Sekjend PBB Banki
Moon serta menteri luar negeri Qatar sheikh Mohammed bin Abdurrahman al-thani.
Menurut Ustad Zaitun, bahasan
utama forum ini adalah mencari jalan keluar dari berbagai masalah Timur Tengah,
terutama tentang keamanan dan stabilitasnya, dan cara mengatasi masalah
terorisme serta masalah-masalah ekonomi.
Dari Indonesia selain ustadz
Zaitun ada mantan menteri luar negeri Hasan Wirajuda. Hadir pula consuler
Indonesia di KBRI Doha Qatar Bapak Boy Dharmawan

Pada forum tersebut Ustadz Zaitun yang diundang atas rekomendasi Dubes
Qatar di Indonesia sempat berbincang dengan Sekjend PBB Ban-Ki Moon dan
memperkenalkan diri sebagai pengurus Majlis Ulama Indonesia Pusat (*)
Sumber : www.wahdah.or.id